Minggu, 11 November 2012

Perjuangan untuk Mengembalikan kembali Supremasi Islam






   Ini adalah gambar terbaru tentang persebaran penduduk muslim di dunia, terlihat bahwa umat muslim telah mendominasi setengah luas dunia, walaupun telah mengasai hampir setengah dunia namun umat muslim masih lemah karena mereka belum menyatukan Visi dan Misi untuk mengembalikan kehormatan islam.

   Dahulu umat muslim adalah umat yang disegani dan dihormati di mata dunia, pada masa keemasanya umat muslim telah banyak menorehkan prestasi di segala bidang, dari mulai ilmu pengetahuan, ekspansi wilayah, budaya, sistem perekonomian dan kekuasaan politik, masa kegemilangan ini terbentuk karena salah satu sebabnya adalah persatuan seluruh umat muslim. contoh yang nyata dapat diketahui pada  masa Kekalifahan baik kilafah Kulafaur Rasyidin, Khilafah bani Umayyah, Khilafah Abbasyiah dan yang terakhir Khilafah Utsmaniyah, yang merupakan kekalifahan yang terakhir yang runtuh pada abad 19 setelah perang dunia ke 1. Setalah itu umat islam mengalami kemunduran.

 SebabUmat Islam mundur, karena telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya mengikuti ajaran yang datang dari luar lagi asing bagi Islam. Pengertian tentang maksud hadits yang mengatakan bahwa umat Islam akan mengalami kemunduran di akhir zaman. Salah pengertian ini membuat umat Islam tidak berusaha merubah nasib mereka. Perpecahan yang terdapat di kalangan umat Islam, pemerintahan absolut, mempercayakan pimpinan umat kepada orang-orang yang tidak dapat dipercaya, mengabaikan masalah pertahanan militer, menyerahkan administrasi negara kepada orang-orang tidak kompeten dan intervensi asing (bersifat politis).
·      
 Ada seorang tokoh yang telah menyuarakan untuk persatuan umat muslim sebelum datangnya ikhwanul muslimin yang diprakarsai Hasan Al Bana.  Ia adalah Jamaluddin al-Afghani, al-Sayid Muhammad bin Saftar adalah tokoh yang terkemuka, yang menjadi sentral umat Islam pada abad ke XIX. Keluarganya keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib, yang selanjutnya silsilahnya bertemu dengan keturunan ahli sunnah yang termasyhur Ali at-Tirmidzi. Jamaluddin al-Afghani dilahirkan di Asad Abad dekat dengan suatu distrik di Kabul Afghanistan pada tahun 1839 M. Pendidikannya sejak kecil sudah diajarkan mengaji al-Qur’an dari ayahnya sendiri, besar sedikit lagi belajar bahasa Arab dan sejarah, serta mengkaji ilmu syari’at seperti tafsir, hadits, fiqih, usul fiqh dan lain-lain. Kemudian beliau meninggal dunia di Istambul tahun 1897.

 Djamaluddin al-Afghani hadir di tengah rimba kegelapan, ia meneguhkan tekad untuk berjuang keras menghidupkan negeri yang mati dan menyuburkan tanah yang kering kerontang. Ia adalah manusia langka. Segenap penjuru alam, berbagai belahan dunia yang mengenal dirinya, akan merasakan pancaran jiwa seorang Djamaluddin. Timur dan Barat, tanpa lelah ia jelajahi satu per satu. Seorang yang gigih mengembara ke berbagai belahan dunia, hanya untuk mengobarkan bibit persatuan Islam, yang bagi sebagian orang hal ini menjadi sebuah ancaman. Tak jarang, semasa hidupnya, ia diperlakukan bak hama dan penyakit, baik oleh penjajah kolonial ataupun penguasa muslim sendiri. Ia dianggap pengganggu dan pembuat onar.

Pan Islamisme ini bukan berarti leburnya kerajaan Islam menjadi satu, tetapi mereka harus mempunyai satu pandangan bersatu dalam kerjasama. Persatuan dan kerjasama merupakan sendi yang amat penting dalam Islam. Persatuan Islam hanya dapat dicapai bila berada dalam kesatuan pandangan dan kembali pada ajaran Islam yang murni yaitu al-Qur’an dan Sunnah.

Untuk mencapai usaha pembaharuan di atas maka :

1. Rakyat harus dibersihkan dari kepercayaan ketahayulan
2. Orang harus yakin bahwa ia dapat mencapai tingkat / derajat budi luhur.
3. Rukun iman harus benar-benar menjadi pandangan hidup.
4. Setiap generasi umat harus ada lapisan istimewa untuk memberi pengajaran dan pendidikan pada manusia-manusia yang bodoh dan juga memerangi hawa nafsu jahat dan menegakkan disiplin.

Ajaran Jamaluddin al-Afghani berpengaruh besar sekali terutama di Mesir, baik pada generasi muda (pelajar) dan sebagian ulama Azhar misalnya M. Abdul Karim Salman, Syeikh Ibrahim Allaqani, Syeikh Saad Zaqlul, pengaruh dari tokoh pembaharuan dalam Islam ini kita melihat dari Turki ketika Inggris menduduki Mesir tahun 1882, Jamaluddin al-Afghani serta merta di usir. Kemudian melanjutkan ke Konstatinopel, dan ia mendapat perlindungan dari Abdul Hamid, lalu membentangkan politik Pan Islamisme.

Konsep Pan Islamisme merupakan konsep yang ingin diterapkan oleh Jamaluddin al-Afghani untuk menyatukan umat  islam di bawah satu komando yaitu Khilafah, dengan konsep ini  kokohlah umat ini dan kembalilah masa-masa kegemilangan seperti dahulu kala. Wallahualam bisawab

Sampai kapankah kita akan berpecah belah 
Ubah paradigma Kita
mari bersatu mencapai kehormatan dan menjadi Uztadziyatul A’lam